Rasulullah saw. diutus oleh Allah Swt. untuk membawa ajaran tauhid. Masyarakat Arab yang saat ia dilahirkan bahkan jauh sebelum ia lahir, hidup dalam praktik kemusyrikan. Ia sampaikan kepada kaum Quraisy bahwa Allah Swt. Maha Pencipta. Segala sesuatu di alam ini, langit, bumi, matahari, bintang-bintang, laut, gunung, manusia, hewan, tumbuhan, batu-batuan, air, api, dan lain sebagainya itu merupakan ciptaan Allah Swt. Karena itu, Allah Swt. Mahakuasa atas segala sesuatu, sedangkan manusia lemah tak berdaya. Ia Mahaagung (Mulia), sedangkan manusia rendah dan hina. Selain Maha Pencipta dan Mahakuasa, Ia pelihara seluruh makhluk-Nya dan Ia sediakan seluruh kebutuhannya, termasuk manusia. Selanjutnya, Nabi Muhammad saw. juga mengajarkan bahwa Allah Swt. itu Maha Mengetahui. Allah Swt. mengajarkan manusia berbagai macam ilmu pengetahuan yang tidak diketahuinya dan cara memperoleh dan mengembangkan ilmu pengetahuan tersebut.
Ajaran keimanan merupakan ajaran utama yang diembankan kepada
Rasulullah saw. yang bersumber kepada wahyu-wahyu Ilahi. Banyak sekali ayat
al-Qur’ān yang memerintahkan beliau agar menyampaikan keimanan sebagai pokok
ajaran Islam yang sempurna. Ajaran tauhid ini berbekas
sangat dalam di hati Nabi dan para pengikutnya, sehingga menimbulkan keyakinan
yang kuat, mapan, dan tak tergoyahkan. Dengan keyakinan ini, para sahabat
sangat percaya bahwa Allah Swt. tidak akan membiarkan mereka dalam kesulitan
dan penderitaan. Dengan keyakinan ini pula, mereka percaya bahwa Allah Swt.
akan memberikan kebahagiaan hidup kepada mereka. Dengan keyakinan ini pula,
para sahabat terbebas dari pengaruh kekayaan dan kesenangan duniawi. Dengan
keyakinan ini pula, para sahabat mampu bersabar dan bertahan serta tetap berpegang
teguh pada agama ketika mereka mendapatkan tantangan dan siksaan yang amat keji
dari pemuka-pemuka Quraisy.
Dalam hal akhlak, Nabi Muhammad saw.
tampil sebagai teladan yang baik (ideal). Sejak sebelum menjadi nabi, ia telah
tampil sebagai sosok yang jujur sehingga diberi gelar oleh masyarakatnya sebagai
al-Amin (yang dapat dipercaya). Selain itu, Nabi Muhammad saw. merupakan sosok
yang suka menolong dan meringankan beban orang lain. Ia juga membangun dan
memelihara hubungan kekeluargaan serta persahabatan. Nabi Muhammad saw. Tampil sebagai
sosok yang sopan, lembut, menghormati setiap orang, dan memuliakan tamu. Selain
itu, Nabi Muhammad saw. juga tampil sebagai sosok yang berani dalam membela
kebenaran, teguh pendirian, dan tekun dalam beribadah.
Nabi Muhammad saw. mengajak agar sikap
dan perilaku yang tidak terpuji yang dilakukan masyarakat Arab seperti berjudi,
meminum minuman keras (khamr), berzina, membunuh, dan kebiasaan buruk lainnya
untuk ditinggalkan. Selain karena pribadi Nabi Muhammad saw. dengan akhlaknya
yang luhur, ajaran untuk memperbaiki akhlak juga bersumber dari Allah Swt.
dalam Firman- Nya, “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu
damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwallah kepada
Allah Swt. agar kamu mendapat rahmat.” (Q.S. al-¦ujurāt/49:10)
Keterangan di atas memberikan penjelasan
kepada kita, bagaimana Rasulullah saw. memadukan teori dengan praktik. Ia mengajarkan
akhlak mulia kepada masyarakatnya, sekaligus juga membuktikannya dengan
perilakunya yang sangat luhur. Akhlak Rasulullah saw. adalah apa yang dimuat di
dalam al-Qur’ān itu sendiri. Ia tidak hanya mengajarkan, tetapi juga
mencontohkan dengan akhlak terpuji. Hal ini diakui oleh seorang penulis Barat, Michael
H. Hart dalam bukunya yang berjudul “100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia”
dengan menempatkan Rasulullah saw. sebagai manusia tersukses mengubah perilaku
manusia yang biadab menjadi manusia yang beradab.
Strategi
Dakwah Rasulullah
1. Dakwah
Secara Diam Diam (Sembunyi-Sembunyi)
Nabi Muhammad
diangkat sebagai Nabi dan Rasul pada tanggal 17 Ramadhan, 13 tahun sebelum
Hijriah (610 M) ketika usia beliau genap 40 tahun. Beliau diangkat ketika
sedang bertahanus (berdiam) di gua Hira. Pengangkatannya sebagai Nabi ditandai
dengan turunnya Malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu pertama kali yakni QS.
Al-’Alaq{96} : 1-5. Turunnya ayat Al- Qur’an pertama tersebut, dalam sejarah
Islam dinamakan Nuzul Al-Qur’an. Setelah itu, turun wahyu kedua yaitu QS.
Al-Mudassir{84}: 1-7. Surah Al-Mudassir berisi perintah Allah SWT agar Nabi
Muhammad berdakwah menyiarkan ajaran Islam kepada umat manusia. Mulailah beliau
berdawah secara sembunyi-sembunyi berdasarkan QS. Asy Syuara’{26} : 214. Sejak
itulah , mulailah Nabi Muhammad berdakwah kepada keluarga dan sahabat
terdekatnya. Beliau menjadikan rumah Al-Arqam bin Abil Arqam Al-Makhzumi
sebagai pusat kegiatan dakwahnya.
Pada periode awal,
kerabat Nabi yg menerima dakwahnya antara lain:
ü
Siti
Khadijah, sebagai wanita pertama yg masuk islam.
ü
Ali bin Abi
Thalib, seagai orang pertama yg masuk islam dari anak.
ü
Zaid bin
Haritsah, sebagai orang pertama masuk islam dari golongan hamba sahaya.
ü
Abu Bakar
Shiddiq, Usman bin Affan, Talhah, Abu Ubadah bin Jarrah, Zubair bin Awwam,
Sa’ad bin Abi Waqas, Arqam, Abdurrahman bin Auf sebagai orang pertama yg masuk
islam dari laki laki dewasa.
Mereka itulah yg disebut Assabiqunal Awwalun.
2. Dakwah
Secara Terang Terangan
Setelah 3 tahun
berdakwah secara sembunyi sembunyi, kemudian turunlah QS. Al Hijr{15} : 94, yg
memerintahkan berdakwah secara terang terangan. Nabi Muhammad SAW berdakwah
secara terang terangan ke seluruh lapisan masyarakat, baik golongan bangsawan
maupun budak serta negeri-negeri lain dilakukan pertama kali di bukit Shafa.
3.
Substansi Dakwah Rasulullah SAW Periode Mekah
Selama di Mekah,
prioritas dakwah Nabi Muhammad pad amasalah-masalah berikut: Mengajarkan
Ketauhidan. Kondisi Masayarakat Mekah yg menyembah berhala. Menegaskan hari
kiamat sebagai hari pembalasan. Merubah perilaku masyarakat Jahiliyah. Mengangkat
dan melindungi hak asasi manusia. Penerapan akhlakul karimah. Menggalang
persaudaraan dan persatuan sesama muslim. Menebar kasih sayang dan menghindari
peperangan.
4. Strategi
Dakwah Rasulullah SAW Periode Mekah
Dalam berdakwah,
strategi yg digunakan sangat tepat, baik yg bil hal maupun bil qaul, sehingga
daam waktu yg singkat beliau dapat mengubah tatanan masyarakat jahiliyah yg
berperadaban rendah menjadi masyarakat madani yg berperadaban tinggi. Adapun
strategi yg digunakan Rasulullah SAW dalam berdakwah dijelaskan dalam QS
An-Nahl[16[: 25, sebagai berikut:
Hikmah, maksudnya
Rasulullah SAW menggunakan metodologi dakwah sesuai objeknya. Dakwah terhadap
orang awam, para pembesar, anak muda, orang tua memiliki metodologi yg berbeda
sehingga mudah diterima oleh seluruh lapisan masyarakat.
Mauizah Hazanah,
dakwah ini banyak dilakukan Rasulullah SAW terhadap kaum muslimin sendiri.
Dakwah ini disebut istilah amar makruf nahi munkar.
Tabsyir dan Tanzir,
dengan cara memberi kabar gembira bagi yg mau beriman dan beramal salah serta
ancaman bagi yg ingkar terhadap kebenaran.
Targib dan Tarhib,
dalam hal ini Rasulullah Saw menyampaikan kabar yg menyenangkan dan yg
menakutkan. Al-Wa’du dan Al-Wa’id, yaitu memberi tahu adanya janji-janji dan
ancaman Allah.
5.
Faktor-Faktor Sosial yang Memengaruhi Dakwah Rasulullah SAW Periode Mekah
Alasan kafir
Quraisy menolak dakwah Rasulullah Saw, adalah:
Aspek Ideologis
Taklik kepada nenek
moyang secara total dengan mengikuti cara cara beribadah dan pergaulan adalah
suatu kebiasaan yg sudah berurat dan berakar.
Aspek Sosial
Bangsa Arab hidup
berkasta-kasta dan tiap tiap manusia digolongkan kepada kasta yg tidak boleh
dilampauinya. Sementara Islam menawarkan hak yg sama kepada semua manusia,
yakni tidak ada budak dan tidak ada kaum bangsawan, seperti dalam QS
Al-Hujurat[49]: 13
Aspek Ekonomi
Salah satu mata
pencaharian kaum Quraisy adalah membuat dan memperjualbelikan patung. Patung
tersebut dijual kepad apara jemaah haji yg datang ke kota Mekah sebagai kenang
kenangam. Islam melarang menyembah, memahat, menjual, sehingga para saudagar
patung menganggap islam adalah penghalang rezeki
Aspek Politik
Kaum Quraisy tidak
dapat membedakan antara kenabian dan kekuasaan atau antara kenabian dan
kerajaan. Mereka mengira memeluk Islam berarti tunduk pada kekuasaan Bani Abdul
Mutalib, sedangkan suku-suku dan bangsa Arab selalu bersaing untuk merebut
kekuasaan dan pengaruh
Berdasarkan 4
alasan tersebut, mulailah kaum Quraisy berusaha menghalangi Dakwah Rasulullah
SAW, diantaranya:
1. Memberikan julukan kepada Rasulullah SAW
dengang elar yg buruk, seperti al-majnun, as-sahir, atau al-kazib.
2. Menawarkan pada Rasulullah SAW jabatan,
kekayaan, dan wanita.
3. Mengajak mencampur aduk agama.
4. Mendatangi Abu Talib, agar membujuk
Rasulullah SAW supaya berhenti berdakwah.
5. Menyiksa para pengikutnya.
6. Merencanakan dan berupaya membunuh
Rasulullah SAW.
6. Adapun
strategi dakwah Rasulullah yg dapat kita ambil sebagai pelajaran adalah:
a. Allah SWT memerintahkan supaya mengajak
kepada manusoa dengan cara yg baik, penuh hikmah, dan bijaksana serta
memberikan contoh dalam kehidupan.
b. Kalau pun berdebat, berdialog, atau
berdiskusi dengan cara yg santun.
c. Satunya kata dengan perbuatan.
d. Batas-batas dalam berdakwah:
e. Tidak memaki orang kafir yg menyebabkan
ia memaki Allah SWT.
f.
Tidak
memaksakan kehendak.
g. Tekanan dalam akidah adalah sebuah
aniaya.
h. Jangan fanatik karena fanatik itu adalah
ciri orang kafir.
i.
Bersikap
keras terhadap orang kafir yg memerangi.
j.
Mempermudah
urusan muslimin.
k. Tidak boleh berlebih-lebihan dalam Din.
l.
Hanya Allah
SWT yg Maha Mengetahui siapa yg tersesat dari Jalan-Nya dan siapa yg mendapat
hidayah atau petunjuk-Nya.
Demikian yang dapat kami sampaikan semoga bermanfaat
Sumber :
Buku Siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas X /
Kemendikbud: Hal 65
https://kudugetol.blogspot.com/2016/09/meneladani-dakwah-rasulullah-saw.html
No comments:
Post a Comment