Media Dakwah, Pendidikan, Teknologi dan kesehatan

cari artikel anda disini

Friday, June 15, 2018

Sifat-Sifat Allah Lengkap di sertai Dalil Naqli maupun Aqli



Sifat Allah sebagaimana namanya sering disebutkan dalam al-qur’an. manusia tidak mampu mengetahui hakikat sifat-sifat Allah. Sifat-sifat Allah dibedakan menjadi tiga yaitu wajib jaiz, dan mustahil. adapun penjelasan dari tiga macam golongan sifat tersebut di atas adalah sebagai berikut :


A. Sifat wajib bagi Allah
1. Wujud (Ada)
Sifat wujud adalah sifat Allah yang artinya ada. Allah SWT pasti adanya, tidak ada Tuhan selain Dia. Sebagaimana Allah berfirman:
إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي
Artinya: “Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku“. (QS. Thaha: 14)
2. Qidam (Terdahulu)
Allah itu ada sejak semua makhluk belum ada. Allah adalah sumber adanya makhluk, Ia yang menciptakan sehingga Pencipta itu pasti lebih awal atau lebih dahulu sebelum adanya sesuatu yang diciptakan. Sebagaimana dalam firman-Nya:
هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Artinya: “Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Hadid: 3)
3. Baqa’ (Kekal)
Allah itu Kekal yang tiada akhir dan ujungnya. Allah mustahil punah, Dia akan tetap ada selamanya. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:
وَلَا تَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ ۘ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۚ كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ ۚ لَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
Artinya: Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, tuhan apapun yang lain. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nya-lah segala penentuan, dan hanya kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. (QS. Al-Qasas: 88)
4. Mukholafatul Lilhawaditsi (Berbeda dengan makhluk ciptaan-Nya)
Allah tidak serupa dengan makhluk ciptaan-Nya. Itulah keistimewaan dan keagungan Sang Pencipta. Sebagaimana telah Allah jelaskan dalam firman-Nya:
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ ۖ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Artinya: “Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia dan Dialah yang Maha Mendengar dan Melihat“. (QS. Asy-Syura: 11)
5. Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri sendiri)
Allah itu berdiri sendiri, melakukan dan menciptakan apapun tanpa bantuan makhluk-Nya. Allah berdiri sendiri, Allah menciptakan langit dan bumi, surga dan neraka, manusia, hewan, gunung-gunung dan lain sebagainya dengan kekuasaan-Nya sendiri. Dalam al-Qur’an Allah berfirman:
وَقُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُن لَّهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَلَمْ يَكُن لَّهُ وَلِيٌّ مِّنَ الذُّلِّ ۖ وَكَبِّرْهُ تَكْبِيرًا
Artinya: “Dan katakanlah: “Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya“. (QS. Al-Isra: 111)
6. Wahdaniyah (Esa/Tunggal)
Allah bersifat Esa, hanya satu, tidak ada Tuhan kecuali Allah. Sebagaimana telah ditegaskan dalam firman-Nya:
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
Artinya: “Katakanlah: “Dialah Allah, Yang Maha Esa“. (QS. Al-Ikhlas: 1)
7. Qodrat (Berkuasa)
Sifat qudrat adalah sifat Allah yang artinya Allah itu Berkuasa atas segala sesuatu. Kekuasaan Allah tentu sangat berbeda dengan kekuasaan yang dimiliki makhluk-Nya. Kekuasaan Allah tidak akan terbatas.
يَكَادُ الْبَرْقُ يَخْطَفُ أَبْصَارَهُمْ ۖ كُلَّمَا أَضَاءَ لَهُم مَّشَوْا فِيهِ وَإِذَا أَظْلَمَ عَلَيْهِمْ قَامُوا ۚ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَذَهَبَ بِسَمْعِهِمْ وَأَبْصَارِهِمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ [٢:٢٠]
Artinya: Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu. (QS. Al-Baqarah: 20)
8. Iradat (Berkehendak)
Allah Berkehendak atas segala sesuatu. Jika Allah SWT sudah berkehendak pada makhluk-Nya, maka tidak ada yang bisa menolak atau memungkirinya. Tidak ada yang mustahil bagi Allah. Allah bisa melakukan apapun pada ciptaan-Nya. Allah berfirman:
إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَن يَقُولَ لَهُ كُن فَيَكُونُ
Artinya: “Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia“. (QS. Yasiin: 82)
9. ‘Ilmun (Mengetahui)
Allah Mengetahui atas segala sesuatu, meskipun tidak terlihat atau disembunyikan oleh makhluknya, Allah tetap Mengetahui. Tidak ada sesuatu pun yang bisa luput dari pengelihatan-Nya. Sebagaimana Allah berfirman:
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ ۖ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ [٥٠:١٦]
Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya“. (QS. Qaf: 16)
10. Hayat (Hidup)
Allah tidak akan pernah mati, karena Allah bersifat Hayat yakni Allah hidup selamanya, tidak akan pernah musnah ataupun mati. Dalam al-Qur’an Allah berfirman:
وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِي لَا يَمُوتُ وَسَبِّحْ بِحَمْدِهِ ۚ وَكَفَىٰ بِهِ بِذُنُوبِ عِبَادِهِ خَبِيرًا
Artinya: “Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya“. (QS. Al-Furqon: 58)
11. Sama’ (Mendengar)
Allah bersifat Mendengar, pendengaran Allah tidak akan terbatas. Apapun yang dibicarakan baik dari hati maupun lisan, Allah tetap mampu mendengar. Sebagaimana firman-Nya:
قُلْ أَتَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَلَا نَفْعًا ۚ وَاللَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ [٥:٧٦]
Artinya: Katakanlah: "Mengapa kamu menyembah selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi mudharat kepadamu dan tidak (pula) memberi manfaat?" Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Maidah : 76)
12. Bashar (Melihat)
Allah Melihat terhadap sesuatu yang terjadi meskipun segala sesuatu itu dilakukan secara sembunyi-sembunyi, tetap Allah dapat Melihatnya.
إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Artinya: Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Hujarat: 18)
13. Kalam (Berfirman)
Allah bersifat kalam artinya Allah itu Berbicara, Berkata-kata atau Berfirman. Mustahil kalau Allah itu bisu. Al-Qur’an merupakan kalamullah, firman Allah yang menjadi acuan dan pedoman hidup bagi manusia yang diturunkan kepada Nabiyullah Muhamad SAW.
وَلَمَّا جَاءَ مُوسَىٰ لِمِيقَاتِنَا وَكَلَّمَهُ رَبُّهُ قَالَ رَبِّ أَرِنِي أَنظُرْ إِلَيْكَ ۚ قَالَ لَن تَرَانِي وَلَٰكِنِ انظُرْ إِلَى الْجَبَلِ فَإِنِ اسْتَقَرَّ مَكَانَهُ فَسَوْفَ تَرَانِي ۚ فَلَمَّا تَجَلَّىٰ رَبُّهُ لِلْجَبَلِ جَعَلَهُ دَكًّا وَخَرَّ مُوسَىٰ صَعِقًا ۚ فَلَمَّا أَفَاقَ قَالَ سُبْحَانَكَ تُبْتُ إِلَيْكَ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُؤْمِنِينَ
Artinya: Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: "Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau". Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku". Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman". (QS. Al-A’raf: 143)
14. Qadiran
Dalilnya sama dengan Qudrat (berkuasa). Allah terbukti Maha Berkuasa atas segala ciptaan-Nya.
15. Muridan
Allah itu Maha Berkehendak. Allah terbukti Maha Berkehendak atas ciptaan-Nya. Dalilnya sama dengan sifat Iradat.
16. ‘Aliman
Allah Maha Mengetahui. Mustahil Allah itu bodoh. Dalilnya sama dengan sifat ‘Ilmun.
17. Hayyan
Allah Maha Hidup, mustahil jika Allah itu mati atau punah. Dalilnya sama dengan sifat Hayat.
18. Sami’an
Allah itu Maha Mendengar. Dalilnya sama dengan sifat Sama’.
19. Bashiran
Allah Maha Melihat atas apa yang terjadi dengan ciptaan-Nya. Dalilnya sama dengan sifat Bashar.
20. Mutakalliman
Allah  Maha Berkata-kata atau Berfirman. Dalilnya sama dengan sifat Kalam.
Dari semua sifat wajib bagi Allah yang harus kita ketahui itu menandakan bahwa hanya Allah-lah yang memiliki kesempurnaan. Tidak ada yang memiliki kesempurnaan selain Allah. Untuk itu, kita sebagai hamba-Nya harus sadar diri, perbanyak istighfar atas segala kesombongan yang tidak pantas kita lakukan, dan banyak berdzikir untuk mengingat akan kebesaran-Nya.
B. Sifat Mustahil bagi Allah
Setelah kita mempelajari sifat wajib bagi Allah, maka sekarang giliran mempelajari sifat mustahil bagi Allah. Sifat mustahil ini adalah kebalikan dari sifat wajib. Maksudnya sifat yang tidak mungkin dimiliki oleh Allah Azza wa jalla yang Maha Sempurna.
1.   Adam artinya  Tiada
Sifat mustahil yang pertama adalah Adam yang berarti tiada. Sifat ini kebalikan dari wujud yang artinya ada.
إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ ۗ أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ ۗ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy . Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan matahari, bulan dan bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.”(QS.Al-Araf : 54)
اللَّهُ الَّذِي رَفَعَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا ۖ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ ۖ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ ۖ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُّسَمًّى ۚ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُم بِلِقَاءِ رَبِّكُمْ تُوقِنُونَ
“Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan, menjelaskan tanda-tanda , supaya kamu meyakini pertemuan dengan Tuhanmu.” (QS. Ar-Ra’d : 2)
2.   Huduts artinya  Ada yang mendahului
Hudust berarti ada yang mendahului, merupakan lawan kata dari qidam. Tidak mungkin ada yang mendahului keberadaan Allah SWT Dialah yang menciptakan alam semesta beserta isinya. Tentunya Pencipta sudah pasti lebih dahulu dari apa-apa yang diciptakanNya.
هُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ ۚ يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِي الْأَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنزِلُ مِنَ السَّمَاءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيهَا ۖ وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنتُمْ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
artinya : “Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS.Al-Hadid: 3)
3.   Mumatsalatu lil hawaditsi yang berarti Ada yang menyamai
Allah Ta’ala adalah dzat yang menciptakan segala sesuatu di bumi dan alam semesta. Dialah yang Maha Agung. Tidak mungkin ada sesuatu yang menyamai atau menandingiNya. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran:
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ ۖ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia dan Dialah yang Maha Mendengar dan Melihat.”. (QS. Asy-Syura: 11)
4.   Ihtiyaju lighairihi yang berarti Memerlukan yang lain
Allah Ta’ala tidak memerlukan yang lain. Dia mampu mewujudkan dan mengatur segalanya secara sempurna tanpa bergantung pada siapapun. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran:
وَمَن جَاهَدَ فَإِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ
“Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari alam semesta.” (QS. Al-Ankabut: 6)
5.   Ta’adud yang berarti Berbilang
Ta’adud adalah kebalikan dari wahdaniyah yang berarti tunggal. Allah itu Maha Esa. Tidak mungkin berbilang atau berjumlah lebih dari satu. Allah Ta’ala tidak memiliki sekutu, tidak beranak dan tidak diperanakan. Bukti keesaan Allah tertuang dalam kalimat syahadat dan juga ayat Al-Quran yang artinya:
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ.وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ
“Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.’” (QS. Al-Ikhlas: 3-4)
لَوْ كَانَ فِيهِمَا آلِهَةٌ إِلَّا اللَّهُ لَفَسَدَتَا ۚ فَسُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ
“Sekiranya ada di langit dan di bumi Tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai ‘Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.” (QS. Al-Anbiya: 22)
وَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ لَّا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمَٰنُ الرَّحِيمُ
“Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang Maha Pemuurah lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah: 163)
6.   Ajzun yang berarti Lemah
Ajzun berarti lemah, merupakan lawan kata dari dari qudrat yang artinya berkuasa. Jadi Allah tidak mungkin bersifat lemah. Sebaliknya Allah Azza wa Jalla Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada yang bisa melampui kekuasaan Allah Ta’ala.
يَكَادُ الْبَرْقُ يَخْطَفُ أَبْصَارَهُمْ ۖ كُلَّمَا أَضَاءَ لَهُم مَّشَوْا فِيهِ وَإِذَا أَظْلَمَ عَلَيْهِمْ قَامُوا ۚ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَذَهَبَ بِسَمْعِهِمْ وَأَبْصَارِهِمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.”
(QS.Al Baqarah: 20)
7.   Karahah yang berarti Terpaksa
Allah tidak memiliki sifat terpaksa. Sebaliknya Allah Maha Berkehendak atas segala sesuatu. Tidak ada yang bisa melawan ataupun menandingi kehendak dari Allah Ta’ala. 
إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَن يَقُولَ لَهُ كُن فَيَكُونُ
“Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia.”
(QS. Yasiin: 82)
8.   Jahlun yang berarti Bodoh
Mustahil bagi Allah Ta’ala bersifat bodoh. Dia menciptakan alam semesta dengan segala isinya begitu sempurna. Dia tidak membutuhkan bantuan siapapun. Dan dialah yang Maha Kaya lagi Maha Mengetahui.
9.   Mautun yang berarti Mati
Allah tidak akan mati. Dia bersifat kekal. Terus-menerus mengurus makhluknya Tanpa tidur dan tidak letih sedikitpun. Dijelaskan dalam Al-Quran:
وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِي لَا يَمُوتُ وَسَبِّحْ بِحَمْدِهِ ۚ وَكَفَىٰ بِهِ بِذُنُوبِ عِبَادِهِ خَبِيرًا
“Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya.” (QS. Al-Furqon: 58)
10.               Shamamun yang berarti Tuli
Mustahil Allah bersifat Tuli. Allah Ta’ala adalah Tuhan yang Maha Mendengar. Pendengaran Allah meliputi segala sesuatu.
فَلَا تُطِعِ الْكَافِرِينَ وَجَاهِدْهُم بِهِ جِهَادًا كَبِيرًا
“Katakanlah cukuplah Allah menjadi saksi antaraku dan antaramu. Dia mengetahui apa yang di langit dan di bumi.” (Al-Ankabut : 52).
11.               Ama yang berarti Buta
Allah Ta’ala juga tidak buta. Dia Maha Melihat Segala Sesuatu. Tak ada satu hal pun yang luput dari pengelihatanNya.
وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Dan Allah Maha Melihat atas apa yang kamu kerjakan.”
(QS. Al-Hujarat: 18)
12.               Bakamun yang berartiBisu
Allah Ta’ala tidaklah Bisu. Allah berkata dan berfirman dengan sangat sempurna. Tak ada bisa mengalahkan keindahan firman Allah Ta’ala. Dan salah satu Nabi yang pernah berbicara langsung dengan Allah adalah Nabi Musa.
13.               Kaunuhu ‘ajiyan yang berarti Zat yang lemah
Mustahil Allah bersifat lemah. Allah Ta’ala adalah pencipta alam semesta dan segala isisnya. Dia Maha Kuasa atas semua hal.
وَدَّ كَثِيرٌ مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُم مِّن بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِّنْ عِندِ أَنفُسِهِم مِّن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ ۖ فَاعْفُوا وَاصْفَحُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Sebahagian besar ahli kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka ma’afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
(QS. Al Baqarah 109)
14.               Kaunuhu karihan yang berarti Zat yang terpaksa
Allah Ta’ala bukanlah dzat yang terpaksa. Dia Maha Berkehendak atas segala sesuatu. Hanya berfirman “kun fa yakun” maka jadilah apa yang dikehendaki oleh Nya.
“Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.”
(QS.Hud: 107)
15.               Kaunuhu jahilan yang berarti Zat yang sangat bodoh
Mustahil Allah adalah dzat yang bodoh. Allah Maha Mengetahui dan Melihat apa-apa yang ditampakkan atau disembunyikan.
16.               Mayyitan yang berarti Zat yang mati
Allah tidak mati. Allah bersifat kekal, tidak musnah dan tidak binasa. Dia tidak pernah tidur. Selalu mengawasi hamba-hambaNya setiap saat.
17.               Kaunuhu ashamma yang berarti Zat yang tuli
Mustahil Allah bersifat tuli. Allah adalah Tuhan yang Maha Mendengar. Pendengaran Allah tak terbatas dan meliputi segala sesuatu.
18.               Kaunuhu ‘ama yang berarti Zat yang buta
Allah Maha Melihat, tidaklah buta. Dia Maha Sempurna dengan seluruh keagunganNya.
19.               Kaunuhu abkama yang berarti Zat yang bisu
Allah bukanlah dzat yang bisu. Allh berfirman dan firmanNya tertuang dalam kitab-kitab suci yang diturunkan lewat para nabi.
C. Sifat Jaiz Bagi Allah
Sifat jaiz Allah SWT hanya satu, yaioti berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu. Maksudnya, tidak ada yang mengharuskan kepada Allah SWT untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu dan tidak ada yang memustahilkan jika Allah berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surah berikut:
وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ ۗ مَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ ۚ سُبْحَانَ اللَّهِ وَتَعَالَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ
Dan Tuhanmu menciptakan dan memilih apa yang Dia kehendaki. Bagi mereka (manusia_ tidak ada pilihan. Mahasuci Allah dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.
(Al-Qasas Ayat 68)
Seperti membuat dunia ini adalah jaiz bagi Allah SWT. Tidak ada sesuatu pun yang mengharuskan atau atau memustahilkan Allah SWT untuk membuat dunia atau tidak membuatnya. Semua berjalan menurut kehendak Allah SWT sendiri. Jadi semua kejadian yang ada di dunia tergantung pada Allah SWT. Allah tidak terpengaruh oleh siapa pun. Seperti halnya Allah SWT menjadikan seseorang laki-laki atau perempuan, cantik atau jelek, berpangkat atau tidak, semuanya jaiz bagi Allah SWT.
Contoh-Contoh Sifat Jaiz bagi Allah SWT:
1.    Allah boleh membuat dunia atau tidak membuat dunia
2.    Allah boleh menciptakan langit atau tidak menciptakan langit
3.    Allah boleh membuat bintang atau tidak membuat bintang
4.    Allah boleh membuat gunung atau tidak membuat gunung
5.    Allah boleh menciptakan angkasa atau tidak menciptakan angkasa


Sumber :
Departemen Agama . 2015. “ Al-Qur’an dan Terjemahanya” Bogor : PT. Karya Azzahra Mandiri
Thoyar, Husni dkk.2011:” Pendidikan Agama Islam Untuk SMA Kelas X”, Pusat Kurikulum dan perbukuan kementrian pendidikan Nasional : Jakarta  
Follow melalui email anda agar selalu mendapat update artikel dari kami

No comments: