Media Dakwah, Pendidikan, Teknologi dan kesehatan

cari artikel anda disini

Friday, May 18, 2018

IBADAH PUASA MAMPU MEMBENTUK INSAN YANG MUTTAQIN



Ibadah puasa merupakan kewajiban bagi setiap umat Islam di bulan suci ramadhan. Hal ini telah dijelaskan dalam surat Al-Baqoroh 183-186. dan tentunya sahabat binsani sudah tidak asing lagi dengan ayat tersebut di atas. Dalam ayat 183 disebutkan maksud diwajibkan puasa adalah taqwa. perhatikan ayat berikut :


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ [٢:١٨٣]
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (QS. Albaqoroh 183)
 Ada dua kata kunci yang penting da;am ayat tersebut, yaitu kewajiban puasa dan taqwa. keduanya memiliki hubungan yang sangat penting bagi manusia, Yaitu puasa menjadi salah satu sarana yang mampu mebentuk ihsan muttaqin. Dari sini dapat diambil bahwa taqwa mempunyai posisi yang sangat penting yang harus dimiliki oleh setiapumat Islam untuk dapat sukses menjalankan tugas sebagai hamba dan sebagai khlaifah di bumi.
Kata Taqwa berasal dari akar kata waqa yang bermakna takut, menjaga. Namun takut disini tidak muncul karena sesuatu yang menyeramkan tetappi takut dalam arti ketakutan dari ketidak stabilan untuk menghindari sendiri dari sebuah kehidupan dalam konteks sosial, taqwa dengan demikian merupakan sarana untuk menjaga dan mepertahankan diri sendiri. itu berarti bahwa taqwa menunjukkan sebuah kepribadian yang benar-benar utuh dan integral (semacam stabilitas) setelah melakukan amalan-amalan yang dianjurkan Allah diserap masuk ke dalam diri mansia. Dalam hal ini taqwa lebih pada tataran empiris dari sekedar teoritis. Artinya, sebuah perbuatan itu bernilai taqwa jika memiliki nilai dan makna dalam kontek sosial. karena itu menilai ketaqwaan yang dimiliki seseorang bukan dinilai oleh dirinya sendiri, tetapi yang menilai adalah orang lain.
Pengendalian manusia akan dorongan emosi dan penguasaan hawa nafsu. Ketaqwaan dalam hal ini akan menjadi tenaga pengarah manusia pada tingkah laku yang baik dan terpuji serta kan menjadi penangkal tingkah laku buruk. untuk itu manusia dituntut untuk bisa menahan hawa nafsu.
Berdasarkan uraian di atas, nampak bahwa taqwa merupaka buah dari iman. Iman dan taqwa merupakan dwi tunggal satu kesatuan yang utuh. Taqwa merupakan identitas tertinggi bagi seseorang. Allah berfirman :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ [٤٩:١٣]
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. ( Qs. Al Hujurat :13)

Orang yang bertaqwa mempunyai kekuatan yang mampu menghadapi  berbagai persoalan hidup, mampu menghadapi saat-saat yang kritis, dapat mendobrak jalan-jalan yang buntu yang menghambat dan dapat menerangi jalan ditengah malam yang gelap gulita, Dengan kata lain Taqwa membuktikan sebagai jalan keluar dari setiap persoalan dan situasi kritis, Seperti firman Allah sebagai berikut :
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا [٦٥:٣]
Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (At-Thalaq :2)

Dalam ayat lain juga berfirman  dalam Surat Al-A’raf : 96

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ [٧:٩٦]
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (Al-A’raf : 96)

Fungsi puasa dan makna taqwa, jelas nampak bahwa puasa salah satu perisai penting dalam Islam yang amalan-amalanya banyak yang menuju taqwa. Amalan-amalan puasa, baik yang diwajibkan maupun amalan sunah (yang dianjurkan) di dalam puasa betul-betul mencerminkan hal-hal yang bermakna taqwa.
Esensi puasa adalah untuk mengendalikan individu dan kelompok dari perilaku menyimpang, baik penyimpangan dalam perilaku, pola pikrir, ucapn atau tindakan. Penyimpangan ini diakibatkan dari sikap berlebihan terhadap diri sendiri  dan benda yang berujung pada keserakahan dan pada akhirnya melupakan kepada orang lain. tidak hanya sebagai perintah pengendalian, dalam puasa pengendalian diwujudka dengan amalan-amalan yang baik, Mulai dari ucapan, penglihatan, perasaan, pikiran, aktivitas dan sebagainya.
Amalan-amalan tersebut diatas mengajarkan cara mensikapi diri sendiri, mensikapi harta, mensikapi orang dan sebagainya dengan sikap benar. Sikap-sikap tersebut banyak dijumpai dalam amalan-amalan puasa. Dengan kata lain brerpuasa manusia diminta untuk meneladani sifat-sifat Allah.
Sekian yang dapat penulis sampaikan semoga apa yang telah dipaparkan diatas dapat kita ambil hikmahnya. dan puasa dalam ibadah ramadhan tahun ini diterima oleh Allah.
Amiin..

Sumber :
Majelis Tabligh PDM Klaten : “ Materi Kuliah Ramadhan” 2014


“Jangan lupa Follow melalui email anda untuk selalu mendapat update dari kami”

No comments: