Ibadah puasa merupakan kewajiban bagi
setiap umat Islam di bulan suci ramadhan. Hal ini telah dijelaskan dalam surat
Al-Baqoroh 183-186. dan tentunya sahabat binsani sudah tidak asing lagi dengan
ayat tersebut di atas. Dalam ayat 183 disebutkan maksud diwajibkan puasa adalah
taqwa. perhatikan ayat berikut :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ
عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ [٢:١٨٣]
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (QS.
Albaqoroh 183)
Ada dua kata kunci
yang penting da;am ayat tersebut, yaitu kewajiban puasa dan taqwa. keduanya
memiliki hubungan yang sangat penting bagi manusia, Yaitu puasa menjadi salah
satu sarana yang mampu mebentuk ihsan muttaqin. Dari sini dapat diambil bahwa
taqwa mempunyai posisi yang sangat penting yang harus dimiliki oleh setiapumat
Islam untuk dapat sukses menjalankan tugas sebagai hamba dan sebagai khlaifah
di bumi.
Kata Taqwa berasal dari akar kata waqa yang
bermakna takut, menjaga. Namun takut disini tidak muncul karena sesuatu yang
menyeramkan tetappi takut dalam arti ketakutan dari ketidak stabilan untuk
menghindari sendiri dari sebuah kehidupan dalam konteks sosial, taqwa dengan
demikian merupakan sarana untuk menjaga dan mepertahankan diri sendiri. itu
berarti bahwa taqwa menunjukkan sebuah kepribadian yang benar-benar utuh dan
integral (semacam stabilitas) setelah melakukan amalan-amalan yang dianjurkan
Allah diserap masuk ke dalam diri mansia. Dalam hal ini taqwa lebih pada
tataran empiris dari sekedar teoritis. Artinya, sebuah perbuatan itu bernilai
taqwa jika memiliki nilai dan makna dalam kontek sosial. karena itu menilai
ketaqwaan yang dimiliki seseorang bukan dinilai oleh dirinya sendiri, tetapi
yang menilai adalah orang lain.
Pengendalian manusia akan dorongan emosi dan penguasaan
hawa nafsu. Ketaqwaan dalam hal ini akan menjadi tenaga pengarah manusia pada
tingkah laku yang baik dan terpuji serta kan menjadi penangkal tingkah laku buruk.
untuk itu manusia dituntut untuk bisa menahan hawa nafsu.
Berdasarkan uraian di atas, nampak bahwa taqwa merupaka
buah dari iman. Iman dan taqwa merupakan dwi tunggal satu kesatuan yang utuh.
Taqwa merupakan identitas tertinggi bagi seseorang. Allah berfirman :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ
وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ
أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ [٤٩:١٣]
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara
kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. ( Qs. Al Hujurat :13)
Orang yang bertaqwa mempunyai kekuatan yang mampu
menghadapi berbagai persoalan hidup,
mampu menghadapi saat-saat yang kritis, dapat mendobrak jalan-jalan yang buntu
yang menghambat dan dapat menerangi jalan ditengah malam yang gelap gulita,
Dengan kata lain Taqwa membuktikan sebagai jalan keluar dari setiap persoalan
dan situasi kritis, Seperti firman Allah sebagai berikut :
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ
فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا [٦٥:٣]
Dan memberinya rezeki dari arah yang
tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah
niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah
melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan
ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (At-Thalaq :2)
Dalam ayat lain juga berfirman dalam Surat Al-A’raf : 96
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم
بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُم بِمَا
كَانُوا يَكْسِبُونَ [٧:٩٦]
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah
Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya. (Al-A’raf : 96)
Fungsi puasa dan makna taqwa, jelas
nampak bahwa puasa salah satu perisai penting dalam Islam yang amalan-amalanya
banyak yang menuju taqwa. Amalan-amalan puasa, baik yang diwajibkan maupun
amalan sunah (yang dianjurkan) di dalam puasa betul-betul mencerminkan hal-hal
yang bermakna taqwa.
Esensi puasa adalah untuk mengendalikan
individu dan kelompok dari perilaku menyimpang, baik penyimpangan dalam perilaku,
pola pikrir, ucapn atau tindakan. Penyimpangan ini diakibatkan dari sikap
berlebihan terhadap diri sendiri dan
benda yang berujung pada keserakahan dan pada akhirnya melupakan kepada orang
lain. tidak hanya sebagai perintah pengendalian, dalam puasa pengendalian
diwujudka dengan amalan-amalan yang baik, Mulai dari ucapan, penglihatan,
perasaan, pikiran, aktivitas dan sebagainya.
Amalan-amalan tersebut diatas
mengajarkan cara mensikapi diri sendiri, mensikapi harta, mensikapi orang dan
sebagainya dengan sikap benar. Sikap-sikap tersebut banyak dijumpai dalam
amalan-amalan puasa. Dengan kata lain brerpuasa manusia diminta untuk
meneladani sifat-sifat Allah.
Sekian yang dapat penulis sampaikan
semoga apa yang telah dipaparkan diatas dapat kita ambil hikmahnya. dan puasa
dalam ibadah ramadhan tahun ini diterima oleh Allah.
Amiin..
Sumber :
Majelis Tabligh PDM Klaten : “ Materi
Kuliah Ramadhan” 2014
“Jangan lupa Follow
melalui email anda untuk selalu mendapat update dari kami”
No comments:
Post a Comment