Media Dakwah, Pendidikan, Teknologi dan kesehatan

cari artikel anda disini

Sunday, May 20, 2018

Dakwah Islam pada Generasi Zaman Now

Baru-baru ini muncul istilah baru dalam kamus gaul masa kini, Kids Jaman Now. Kata-kata yang tentunya tidak sesuai dengan kaidah penulisan bahasa Indonesia. Maksud kalimat tersebut ialah anak-anak zaman sekarang atau anak-anak masa kini. Sebenarnya bagaimana sih ciri-ciri kids jaman now menurut para netizen?


Nah inilah beberapa ciri-ciri kids jaman now :

Ø  Suka nongkrong/ngumpul sampai lupa waktu. Hahahihi ngobrolin anak gaul masa kini
Ø  Didepan ramah, dibelakang ghibah
Ø  Bikin squad terus saling khianat satu sama lain
Ø  Dikit-dikit snapgram, dikit-dikit boomerang. Hidup hampa kalau gapunya paketan dan nggak connect wifi. Curhatnya di 2nd account, ngestalk pakai fake account.
Ø  Pamer foto lagi nangis diputusin pacar, pamer foto lagi dugem, malah-malah pamer foto lagi ciuman.
Ø  Ikut challenge hits di social media. Mulai dari baby shark, turun naik, skip challenge sampai Mouthguard Challenge
Ø  Suka foto makanan dan selfie setiap mau makan. Padahal mah entah sudah berdoa apa belum
Ø  Selalu nge-bantah diomelin orangtua, giliran diomelin pacar nurutnya nggak ketulungan
Ø  Somepeople menyebutnya generasi micin
Nah sahabat binsani sudah mengalami gejala-gejala diatas, segera bertaubat dan mengucap Astagfirullahaladzim…

Problematika Remaja Muslim Sekarang

Masa remaja2 adalah masa yang  rawan, terlebih dalam hal pergaulan. Terbukti, banyak remaja-remaja khususnya indonesia terjerumus atau bahkan dengan sukarela menjerumuskan diri dalam pergaulan seks bebas. Tak bisa dielakkan hal tersebut karena fakta sudah membuktikan. Kantor Berita Antara menuliskan bahwa 85% remaja usia 15 tahun sudah pernah berhubungan seks, dan yang jelas itu diluar nikah. Harian Republika terbitan Maret 2007 kasih judul pada salah satu tulisannya “Penyakit Menular Seksual Ancam Siapa Pun” tertulis disitu bahwa hampir 50% remaja perempuan Indonesia melakukan hubungan seks diluar nikah.

Coba bayangkan separuh remaja akhwat Indonesia udah tidak perawan lagi. Hasil survei Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) tahun 2003, di 5 kota besar di Indonesia menyatakan remaja usia 13-15 tahun mengaku pernah melakukan hubungan seks dg pacar mereka. Penelitian lain dari Annisa Foundation memberitakan kalo 42,3 % pelajar SMP dan SMA di Cianjur sudah pernah  melakukan hubungan seksual Dan ironisnya lagi mereka mengaku bahwa mereka melakukannya dengan dasar suka sama suka. Astaghfirullah.
 Dan yang lebih memprihatinkan adalah 90% dari mereka paham nilai-nilai agama dan mereka tahu itu dosa. Akhirnya hal tersebut berdampak kepada kehamilan yang tidak diinginkan, sehingga muncullah masalah aborsi. Bayi mereka yg belum pernah menghirup udara dunia, mereka bunuh bayi itu. (lebih kejam dari fir’aun brooo....) Kejadian aborsi ini di Indnesia sungguh memprihatinkan yaitu 2,3 juta per tahun dan pertahunnya cenderung meningkat. Yang mengironiskan adalah  “dan 20% diantaranya adalah remaja” itu kata Guru Besar FK Universitas Udayana, Bali. Tak hanya itu, kemudian muncul lgi masalah lain dari seks bebas tadi, yaitu HIV/AIDS.  Menurut Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, per November 2007, 441 wanita dari 4.041 orang terjangkit HIV/AIDS.


Tingkah laku remaja yang sering salah kontrol ini mengakibatkan tambahnya masalah sosial. Menurut WHO diseluruh dunia sekitar 40-60 juta ibu yang ga kepengen kehamilan melakukan aborsi.  Setiap tahunnya sekitar 500 ribu ibu mengalami kematian karena kehamilan dan persalinan, sekitar 30-50% diantaranya meninggal gara-gara komplikasi abortus yg ga aman dan 90% terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia. Coba bayangkan. Gimana menurut rekan-rekan semua??

Generasi Muda Islam

Nah sekarang mari melihat kembali catatan-catatan sejarah,  Islam lahir bukan dari kakum bangsawan atau orang kaya maupun tokoh masyarakat. Akan tetapi justru Islam pertama kali dibawa oleh seorang anak yatim piatu pengembala domba, Namun Islam ternyata mampu memberi pencerahan pada masa jahiliyah .Islam selalu mampu melahirkan generaSi-generasi hebat dambaan umat, yang walau diusia belia telah mampu menoreh tinta emas dalam sejarah, mengharumkan nama Islam dan membuat Islam memenangkan peradaban. Merekalah yang dengan ribuan pemuda lainnya  memperjuangkan dan mendakwahkan Islam dengan dorongan iman, menghabiskan waktunya siang dan malam untuk kepentingan islam hingga kini kita tetap mampu mereguk manisnya iman.

Mari tengok kembali kisah Usamah bin Zaid yang diangkat oleh Rasulullah menjadi komandan pasukan kaum muslimin dalam penaklukan Syam padahal baru berusia 18 tahun. Atau kisah Imam Syafi’i yang telah hafal Al-Qur’an diusia 9 tahun serta Ibnu Sina yang telah hafal Al-Quran diusia 5 tahun bahkan kemudian mampu menjadi bapak kedokteran dunia.

berikutnya  Muhammad Al Fatih Sang Penakluk Konstatinopel dan mampu menjadi Sultan diusia muda. Juga kisah Zaid bin Tsabit yang dengan gagah berani mendaftar jihad diusianya yang baru 13 tahun, dan kemudian diperintahkan untuk menghimpun wahyu diusia 21 tahun. Itulah generasi-generasi Muda militant Islam yang gaungnya masih terdengar bahkan setelah ratusan tahun.

Apa Yang Membedakan pemuda Islam zaman dulu dengan pemuda zaman sekarang

Ketika kita bandingkan prestasi pemuda Muslim zaman dulu, saat Islam berkuasa di dunia dan selalu jadi hal yang menarik bagi para pemudanya. Kita bisa lihat output mereka, orang-orang hebat lahir dan pemuda-pemuda ksatria muncul. Prestasi-prestasi positif mereka hasilkan.

Tapi apa yang terjadi dengan pemuda Muslim saat ini?

Mereka lebih suka pacaran meskipun mereka  mengetahui kalau pacaran itu haram dalam Islam, sehingga yang terjadi seperti hal-hal yang saya sampaikan di awal. Pemuda zaman sekarang lebih suka nongkrong di jalan daripada nongkrongin majlis-majlis Islam. Pemuda saat ini lebih bangga dengan hafalan lagu dengan lirik cabul dan tak manfaat daripada mau untuk hafalkan Al-Qur'an.
Apakah yang membuat mereka berbeda? Agama mereka sama-sama Islam, Tuhan mereka sama-sama Allah, Rasul mereka sama-sama Muhammad. Kenapa mereka berbeda?
Karena pemuda Muslim zaman dulu berpegang teguh pada Islam. Mereka begitu yakin pada Allah. Mereka sungguh menghayati syahadat mereka. Sehingga hukum-hukum Islam begitu mereka patuhi, dan karena mereka yakin Islam adalah solusi dan mereka selalu cari solusi dengan Islam.

Sahabat binsani mari kita renungkan sejenak....!!!
 apa bedanya kita yang ngakunya kids jaman now dengan generasi muda Islam hingga membuat ketimpangan yang sungguh nyata antara kepribadian kita dan kepribadian mereka para pejuang Islam. Bukankah kita juga telah dipuji pemilik kehidupan sebagai umat terbaik.

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
“Kalian semua adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah”. (QS. Ali Imran : 110).



Penyebaran Islam secara damai di Nusantara tentunya harus dipahami oleh masyarakat Muslim Indonesia, terlebih untuk generasi muda. Islam dapat disambut hangat dan diterima dengan tangan terbuka. Cara-cara yang dilakukan oleh para pedagang Gujarat dan Persia dalam menyebarkan ajaran Islam menuai respon baik dari beragam kalangan. Setelah itu, Islam pun menyebar melalui jalur-jalur lain seperti pernikahan, kesenian, dan budaya lokal. Bahkan ada kalangan yang menggabungkan beberapa aspek tersebut menjadi satu.



 Era kemajuan teknologi bukanlah hambatan, akan tetapi merupakan tantangan. Generasi muda harus mampu memaksimalkan kemajuan teknologi untuk sesuatu yang bermanfaat. Bukan sebaliknya, menyalahgunakannya untuk memicu keributan atau menimbulkan keresahan.

Dewasa ini, pemanfaatan teknologi media sosial sangat santer menyentuh berbagai lapisan masyarakat Indonesia. Usia remaja hingga menginjak dewasa dapat dipastikan pernah mengecap berbagai macam media sosial yang tersedia, mulai dari Facebook, Instagram, Twitter, ataupun Youtube. Beragam media ini sangatlah baik jika digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat, seperti contohnya adalah berdakwah.
Kita tidak boleh berpangku tangan membiarkan ruang publik di media sosial hanya dipenuhi oleh berita bohong (hoax), ujaran kebencian (hate speech), ataupun virus radikalisme dan esktrimisme lainnya.
Dakwah memiliki ruang tersendiri yang tidak akan kehilangan konsumen maupun luput dari perhatian masyarakat. Jika bicara segmentasi, berdakwah lewat televisi atau majelis ta'lim masih sering ditemui. Namun, ada ranah baru yang harus digalakkan dalam berdakwah, khususnya bagi para pemuda Indonesia. Istilah yang santer terdengar adalah dakwah zaman now.
Para pemuda sepatutnya memiliki kreatifitas dalam menciptakan produk dakwah yang menarik bagi pemuda masa kini, contohnya adalah lewat lagu, buku, blog, maupun video. Penyebaran produk-produk dakwah ini dapat memanfaatkan media sosial yang kini lebih dekat dengan para pemuda. Sebagai misal, beberapa pendakwah ada yang berhasil menjadi ikon di kalangan pemuda saat ini, mereka berhasil menyentuh angka hampir dua juta followers (pengikut) dengan video yang ditonton hampir satu juta setiap kali tayang. Tentu saja fenomena ini diharapkan tidak cepat menguap.

Oleh karenanya, generasi muda Indonesia harus terus memacu diri untuk dapat memaksimalkan media sosial dalam upaya menyebarkan pesan-pesan mulia agama. Dengan kemampuan ini, secara tidak langsung, kita sudah berusaha untuk mencintai agama, nusa dan bangsa. Kita tidak boleh berpangku tangan membiarkan ruang publik di media sosial hanya dipenuhi oleh berita bohong (hoax), ujaran kebencian (hate speech), ataupun virus radikalisme dan esktrimisme lainnya.

Dakwah Islam yang cerdas dan ramah di jagat media sosial inilah yang saat ini perlu dipelopori oleh generasi muda. Dengn potensi kreatifitasnya, sudah seharusnya generasi pemuda mampu berpartisipasi menebar pesan damai Islam. Dengan harapan, Indonesia akan menjadi negara yang maju dan beradab.

Kalau ngomong soal muslim, bukankah kita juga muslim. Mungkin bedanya kadar keimanan kita sobat, maka yuk perdalam ilmu Islam. Ngaji biar ngerti, biar bias mawas diri. Sudah nggak zaman muda hura-hura sudah waktunya yang muda semangat cari pahala. Kita buktikan Kids Jaman Now bias jadi pejuang Islam, bisa mengembalikan kejayaan Islam.

“Jangan lupa Follow melalui email anda untuk selalu mendapat update dari kami”


Sumber :
http://www.voa-islam.com/read/smart-teen/2017/11/02/54101/kids-zaman-now-vs-generasi-muda-islam/#

No comments: