Sahabat Binsani yang budiman,
Tentunya kita sering mendengar kata taubat, bahkan sering juga kita
mengucapkanya ketika melakukan kesalahan dan menyadarinya. Manusia memang
merupakan tempatnya salah dan lupa. Namun, dalam keadaan seperti ini kesadaran
akan kesalahan yang telah diperbuat merupakan sebuah tantangan bagi siapapun
yang telah melakukanya. Karena, tidak semua orang dapat menyadari kesalahan
yang telah diperbuatnya.
Apa dan bagaimana taubat itu? inilah yang akan
penulis paparkan dalam artikel ini, selain itu juga akan kami tulis beberapa
macam manfaat yang dapat di ambil hikmahnya.
Secara bahasa taubat artinya
kembali. Taubat juga sering diartikan
dengan penyesalan. Buah dari penyesalan tersebut adalah sikap atau perilaku
meninggalkan hal yang menyebabkanya menyesal. Seseorang yang melakukan dosa
akan terhalang oleh perbuatanya dalam berhubungan dengan Allah, Ia akan jauh
dari Allah yang Maha Pengasih. Seseorang yang jauh dari Allah kemungkinan besar
tidak akan mendapat rahmat dan hidayahNya.
Taubat yang diperintahkan kepada
manusia adalah taubat Nasuha, yaitu Taubat yang semurni-murninya ntanpa ada
hal-hal yang mengotorinya. Perhatikan firman Allah sebagai berikut :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا
عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ
تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ يَوْمَ لَا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ
وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ ۖ نُورُهُمْ يَسْعَىٰ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ
رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
[٦٦:٨]
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan
nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi
kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan
orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan
dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami,
sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau
Maha Kuasa atas segala sesuatu". (At-Tahrim/66 : 8)
Taubat nasuha merupakan taubat yang
diperintahkan oleh Allah SWT. Taubat tidak hanya sekedar penyesalan yang diucapkan
lidah, tetapi juga diwujudkan dengan perbuatan. Ada dua kesalahan memahami
taubat yang tengah terjadi di sekitar kita (masyarakat).
1.
Taubat
melalui perantara oranglain.
Taubat itu persolan pribadi brooo..., kenapa juga orang lain yang mesti
mengucpakan. Taubat dalam Islam itu persoalan pribadi dengan Tuhanya. jadi,
seorang hamba mengadukan atau memohon ampun secara langsung kepada Allah bukan
melalui orang lain.
2.
Taubah
hanya perkataan di lidah
Taubat
bukan suatu perkataan. akan tetapi wujudkan juga dengan amal perbuatan.
Dua pemahaman di atas merupakan
pemahaman yang kurang tepat, Penulispun disini masih belum berani menyimpulkan
mengapa dimasyarakat banyak melakukan perbuatan dengan cara yang seperti itu. Namun.
Ada beberapa tahap yang harus
dilalui oleh seseorang yang akan bertaubat. Tahap-tahap yang dimaksud adalah
sebagai berikut :
a.
Menyesal Dalam Hati
Penyesalan dalam hati berkaitan dengan taubat diartikan dengan perasaan,
emosi, atau gerak hati. Penyesalan atas perbuatan dosa yang telah dilakukan
akan mengatarkan seseorang menuju tahap berikutnya. bagian terpenting dari
penyesalan adalah memunculkan rasa sesal yang amat dalam atas segala perbuatan
dosa yang pernah dilakukan. Bahkan, ketika mengingat perbuatan dosa yang pernah
dilakukan hati terasa sakit bagai teriris pisau. Penyesalan dalam hati bukan
berarti dilakukan dengan menyakiti diri sendiri, mengucilkan diri, atau dengan
perbuatan lainya.
b.
Memohon ampun dengan lisan
Memohon ampun dengan lisan dapat dilakukan dengan berbagi macam cara.
Selama ini mungkin banyak yang berfikir bahwa memohon ampun hanya dengan
mengucapkan istigfar. Tetapi masih banyak bacaan lain yang dapat di
ucapakan seperti rabanaa zalamna anfusana wa in lam taqfirlana wa tarhamna
lanakunanna minal khasirin. atau la ilaha illa anta subhana inni kuntu
minazzalimiin
Namun bagaimana dengan seseorang yang belum/tidak mampu berbahasa arab
dengan baik?
Taubat nasuha dapat diucpakan dengan bahasa lain asalkan di ucapkan
dengan tulus dan sungguh-sungguh. sesungguhnya Islam adalah agam yang memberi
kemudahan kepada penganutnya.
c.
Berjanji untuk tidak
mengulanginya lagi
Janji adalah hutang. Berjanji untuk tidak melakukan perbuatan dosa yang
pernah dilakukan merupakan tahapan terakhir dalam taubat nasuha. Tahapan inilah
tahapan yang paling sulit dan berat, karena membutuhkan tindakan nyata.
Perbanyaklah untuk berbuat baik dan beramal saleh. Bersedekah, membantu
sesama yang membutuhkan, menyantuni anak yatim, mangasihi fakir miskin dan
tindakan mulia lainya.
Sahabat binsani yang budiman. Uraian di atas menunjukkan
beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam bertaubat kepada Allah.
Selanjutnya terdapat empat tingkatan orang yang bertaubat
yang merujuk pada tingkat konsistensinya orang dalam menjalankan taubat. Adapun
tingkatan tersebut adalah sebagai berikut
1)
Seseorang yang bertaubat
dari kemaksiatan dengan totalitas dan konsisten hingga meninggal dunia.
2)
Seseorang yang bertaubat
dengan konsisten mengerjakan ibadah wajib dan meninggalkan dosa besar
3)
Seseorang yang bertaubat
dengan konsisten dalam beberapa lama, tetapi dalam perjalanan ia kadang
dikalahkan oleh syahwat sehingga melakukan perbuatan dosa dengan sengaja.
4)
Seseorang yang bertaubat
hanya sesaat kemudian kembali lagi melakukan kemaksiatan, tanpa ada keinginan
lagi untuk bertaubat, rasa bersalah, dan menyesal atas perbuatanya. Mereka
justru tenggelam dalam kenikmatan syahwatnya. golongan ini disebut musirin
(orang yang selalu berbuat dosa)
Sahabat Binsani, Taubat kepada Allah harus segera dilakukan,
jangan menunda-nunda waktu. karena tidak ada yang tahu kapan ajal akan
menjemput, bisa jadi ajal menjemput sebelum bertaubat. Menunda taubat sama halnya
membiarkan akar pohon dosa semakin kuat.
Demikian dulu sahabat binsani yang dapat penulis uraikan,
semoga dengan artikel ini dapat menambah wawsan kita serta menambah iman kita
kepada Allah swt.
Sumber :
Thoyar,
Husni: 2011, “ Pendidikan Agama Islam Untuk SMA kelas XI” , Jakarta :Pusat
Kurikulum dan Perbukuan kementrian pendidikan Nasional ; Hal 54-60
No comments:
Post a Comment