Sahabat
Binsani, manusia hidup tentunya memiliki Impian/Goal. Nah, untuk mencapai
tujuan yang kita inginkan kadang-kadang tidak berjalan mulus seperti apa yang
direncanakan. dalam artikel ini penulis sengaja mengurai apa yang dimaksud
dengan raja’ serta bagaimaiman membiasakan diri bersikap raja’ yang insya Allah
diridhai olehnya.
1.
Pengertian Raja’.
Raja’ adalah salah satu
sifat terpuji. Secara bahasa raja’ berarti harapan/ cita-cita. sedangkan secara
istilah raja’ dapat diartikan bergantungnya hati dalam meraih cita-cita
dikemudian hari. Atau dapat diartikan juga sebagai keinginan seorang insan untuk
mendapatkan sesuatu baik dalam jangka pendek maupun panjang.
Perilaku raja’ tidak bermanfaat tanpa disertai dengan amal saleh.
sebuah cita-cita tidak dapat disebut raja’ jika hanya berupa khayalan atau
tidak adanya perbuatan. Oleh karena itu, seseorang tidak dikatakan berharap
tanpa adanya usaha. Perhatikan firman Allah berikut ini.
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ
اللَّهِ أُولَٰئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللَّهِ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ [٢:٢١٨]
Artinya :Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan
berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
(Al baqarah 2 : 218)
Dalam ayat lain juga dijelaskan
قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ
إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا
يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا [١٨:١١٠]
Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang
diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang
Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia
mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam
beribadat kepada Tuhannya".
(Al kahfi :
110)
Dari Ayat di atas sudah jelas bahwa raja’ kepada Allah harus disertai
dengan amal dan perbuatan. Raja’ tercapai dengan beberapa hal diantaranya ....
a.
Senantiasa menyaksikan
karunia, Kenikmatan, dan Kebajikan-Nya terhadap Hamba.
b.
Jujur dalam mengharap apa
yang ada disisi Allah dari pahala dan kenikmatan.
c.
Membentengi diri dengan
amal saleh dan bergegas dalam kebaikan.
Menurut Ibnu Taimiyah yang telah dikutip dalam bukunya Khusni Toyar “raja’
merupakan salah satu penggerak hati kepada Allah”. selain mahabbah (cinta) dan
khauf (takut).
2.
Pembiasaan perilaku raja’
Raja’ disertai dengan kerendahan diri dan ketundukan selalu tertuju kepda
Allah tanpa kecuali. Karena, apabila raja’ ditujukan kepada selain Allah swt
merupakan suatu perbuatan syirik. Hati yang suci dan bersih membawa pengaruh
positif pada sikap lahiriyah seoarang muslim. Kegelisahan dan stress merupakan
sikap yang berawal dari hati dan jiwa. Lepasnya kendali dalam diri manusia
disebabkan lepasnya perilaku raja’ dari diri seseorang. Jika harapan yang
tinggi tidak tercapai, keputusan yang akan tinggal di dalam jiwa. Inilah akibat
lepasnya perilaku raja’ dari dala diri seseorang.
Manusia diperintahkan untuk menumbuhkan sikap raja’ dalam dirinya. Harapan
harus senantiasa dikobarkan dalam hati. Harapan itu juga terbuka bagi mereka
yang melanggar hak Allah. perhatikan firman Allah dalam surah Az Zumar berikut
ini :
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ
أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ
جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ [٣٩:٥٣]
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri
mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.
(Az Zumar:53)
Manusia harus senantiasa
bersikap optimis dalam menjalani hidup. Allah swt mengaruniai rahmat kepada
manusia tanpa membedakan warna kulit, jenis rambut, dan perbedaan lainya dengan
catatan mereka mau berusaha dan bertawakal.
Seseorang yang beriman kepada Allah akanmemmiliki sifat optimis. Sikap
optimis ini menjadi pembeda antara orang beriman dengan orang kafir. Orang
kafir mudah berputus asa jika mengalami kegagalan. Mereka hanyut dalam
keputusan karena menganggap pintu keberhasilan telah tertutup. Allah Swt
melarang hamba-Nya berputus asa
يَا بَنِيَّ اذْهَبُوا فَتَحَسَّسُوا
مِن يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلَا تَيْأَسُوا مِن رَّوْحِ اللَّهِ ۖ إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِن رَّوْحِ
اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ [١٢:٨٧]
Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan
saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".
(QS. Yusuf
: 87)
Allah swt mengetahui dengan pasti batas kemampuan ciptaan-Nya. Dia tidak
akan menimpakan musibah atau cobaan
melewati batas kemampuan makhluk-Nya. Oleh karena itu, ketika kegagalan atau
musibah menimpa, yakinlah bahwa kita masih mapu menerimanya. Jika tidak mampu
maka Allah tidak akan menimpakan cobaan tersebut kepada kita.
Allah swt Maha pengasih dan penyayang. tidak ada satupun harapan yang
dipanjatkan seorang hamba yang ditolak. hanya kita tidak mengetahui kapan
harapan tersebut dikabulkan. Melalui keluasan rezeki dan anugerah yang
dikaruniakan-Nya inilah seharusnya perilaku raja’ tertanam kuat dalam diri
seseorang sebagai pendorong meraih cita-cita di dunia dan akhirat.
Sampai Jumpa.......
sumber :
Software Islam kaffah “
Alqur’an Digital
Thoyar, Husni:
2011, “ Pendidikan Agama Islam Untuk SMA kelas XI” , Jakarta :Pusat
Kurikulum dan Perbukuan kementrian pendidikan Nasional; hal 61-66
No comments:
Post a Comment