Media Dakwah, Pendidikan, Teknologi dan kesehatan

cari artikel anda disini

Saturday, January 20, 2018

Membina Persatuan dalam Islam


Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh, الجماعة رحمة والفرق عذاب ungkapan tersebut menggambarkan betapa pentingnya persatuan dan kesatuan. Karena tidak ada kemenangan tanpa kekuatan, dan tidak ada kekuatan tanpa persatuan dan persatuan. Demikian menurut almarhum panglima besar jenderal Sudirman.
            
            Sejarah telah mencatat strategi bangsa Indonesia berhasil mengusir penjajah hanya berbekal senjata bambu runcing, sedangkan lawannya menggunakan senjata serba modern. Pada saat itu ternyata ada faktor lain yang mendasari keberhasilan tersebut. Faktor lain tersebut adalah persatuan dan kesatuan yang dimiliki bangsa Indonesia. Setelah dijajah selama bertahun-tahun, bangsa Indonesia menyadari pentingnya persatuan dan kesatuan untuk meraih kemerdekaan sesuai dengan keinginan yang dicita-citakan.
Dengan demikian, untuk meningkatkan citra bangsa kita di mata dunia serta menyelesaikan berbagai problematika yang sekarang kita hadapi, syarat utama dan pertamanya yaitu dengan mempertahankan persatuan dan kesatuan yang selama ini kita bina. Nuansa perbedaan yang muncul dari keragaman dari negara kita ini  tidak mustahil memicu lahirnya fanatisme buta, persaingan tidak sehat, perselisihan, gontok-gontokan, perpecahan, yang bisa meluluh lantahkan nilai persatuan dan kehancuran bangsa kita ini. Perpecahan itu ibarat lidi yang keluar dari ikatannya, maka hilang pula kekuatannya. Lalu bagaimana upaya kita dalam memperkokoh persatuan bangsa ini ? mari kita simak pembahasan berikut ini

1.      Pengertian Persatuan
Persatuan berasal dari kata satu. Kata persatuan merujuk pada kebersamaan antara dua orang atau lebih baik fisik maupun non fisik. persatuan merupakan akibat dari ikatan lahir  batin dan ikatan hukum dari beberapa orang yang berada dalam kesepakatan bersama.
Persatuan sangat diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat. Bayangkan hanya sedikit perbedaan, bahasa misalnya kemudian tidak mau hidup bersama. Maka peselisihan dan perpecahanlah yang akan terjadi. Agama Islam melarang kaumnya bercerai berai dan mengajarkan untuk membina persatuan, Perhatikan firman Allah sebagai berikut :
 يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

 Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Al-Qur’an surat Al-Hujuraat ayat13)

2.      Contoh Perilaku persatuan
Dalam suatu daerah sebut saja namanya desa X berada di sebuah kaki lereng gunung di daerah paciatan jawa timur. Setelah hujan lebat mengguyur desa tersebut terjadilah tanah longsor yang mengakibatkan sebagian besar rumah penduduk roboh. Wargapun berniat mebangun kembali rumah mereka yang tertimpa reruntuhan tanah dan rusak. Jika tiap-tiap rumah di bangun sendiri-sendiri membutuhkan waktu yang lama. Para warga sepakat bergotong royong membangun kembali rumah yang roboh secara bergantian hingga seluruh rumah dapat kembali seperti sedia kala.

Untuk menjaga persatuan agar tetap terjalin antar individu maupun kelompok. diperlukan interaksi antar sesama sehingga mereka akan saling kenal dan selanjutnya. Potensi dan kapasitas itu sangat berguna untuk menggarap satu bidang kebutuhan hidup mereka.
Persatuan harus dijaga oleh tiap-tiap pihak yang ada di dalam sebuah komunitas. Denagn adanya persatuan kekuatan akan muncul sehingga berbagai masalah yang dihadapi akan terselesaikan dengan baik. dalam surah Ali Imran ayat 103 Allah berfirman sbb :
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ [٣:١٠٣]
Artinya : Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. ( QS Ali Imran : 103)




Sumber :
Departemen Agama : 2015, Al-Qur’an dan Terjemahanya”, PT. Karya Azzahra Mandiri; Jakarta
Thoyar, Husni : 2011, “pendidikan Agama Islam untuk SMA kelas XII”,pusat kurikulum dan perbukuan kementrian pendidikan Nasional

No comments: