Tata Cara Penguburan Jenazah Lengkap disertai Dalil dan Do’a
Sahabat binsani yang budiman, setelah jenazah dimandikan, dikafani, dan disholatkan, maka tugas terakhir bagi sesama muslim adalah mengubur jenazah tersebut dengan layak, perhatikan hadits berikut :
عن ابن مسعود قال من
اتبع جنازة فليحمل بجوانب السّريرِ كلّها فانّه من السنة . روه ابن ماجه
Artinya: Dari Ibnu Mas’ud ia berkata : “barang siapa mengikuti
jenazah hendaklah memikul pada keempat penjuru keranda karena yang demikian itu
termasuk sunnah Nabi saw. (H.R. Ibnu Majjah)
Dari diatas di jelaskan
bahwa mengantar jenazah merupakan satu amal kebaikan. Mengubur jenazah hukumnya
juga fardu kifayah. Lubang kubur hendaknya dipersiapkan terlebih dahulu sebelum
jenazah diberangkatkan, sehingga ketika jenazah sampai dipemakaman dapat segera
dikuburkan. Lubang kubur dibuat cukup dalam agar tidak mengeluarkan bau busuk
dan di bongkar oleh binatang buas. Di dasar lubang buatlah kembali lubang kecil
sesuai dengan tubuh jenazah yang berguna untuk meletakan jenazah.
Mengubur jenazah dilakukan dengan memasukkan jenazah ke liang lahat
dengan hati-hati. Pada saat memasukkan jenazah di sunnahkan membaca do’a
sebagai berikut :
بسم الله وعلى ملة رسولِ الله
Artinya
: Dengan nama Allah dan atas nama Rasulullah.
Jenazah diletakkan dengan posisi miring menghadap kiblat. Sebagai penyangga
boleh menggunakan tanah yang dikeraskan di belakang punggung dan kepala
jenazah. Selanjutnya tali-tali dibuka dan bagian muka dibuka sedikit agar pipi
kanan dan ujung kaki menempel di tanah. Kemudian ditutup denhgan papan kayu dan
di timbun dengan tanah. Timbunan tanah boleh di tinggikan lebih kurang satu
jengkal dan memberinya tanda cukup dengan batu nisan. Umat Islam hendaknya
memohon ampun untuk si jenazah. Perhatikan sabda Rasulullah sebagai berikut.
عن عشمان كان النبي صلى الله عليه وسام اذا فرغ من
دفن الميت وقف غليه فقال : اسغفرو الاخيكم وسلوا له التثبيت فانه الان يسال . رواه ابو داود و الحاكم
Artinya ; Dari
usman, “ Nabi saw. Jika selesai menguburkan jenazah berdirilah beliau, lalu
bersabda, ’mintakanlah ampun saudaramu dan mintakanlah supaya dia berketetapan,
sebab ia sekarang sedang ditanya ( H.R. Abu Daud dan Hakim)
Sampai disini selesai sudah penyelenggaraan jenazah. Umat Islam
dianjurkan trurt berbela sungkawa terhadap keluarga yang ditinggalkan. Tindakan
ini disebut Takziah. Takziah lebih baik dilakukan sebelum jenazah
diberangkatkan. Takziah bertujuan untuk meghibur ahli mayit agar bersabar dan
tidak berkeluh kesah dengan meninggalnya salah satuu anggota keluarga. Selain itu
takziah bertujuan untuk mendo’akan jenazah agar mendapat ampunan Allah Swt.
Islam menuntunkan beberapa adab pada saat bertakziah sebagai
berikut :
a.
Mendo’akan
orang yang meninggal dunia
b.
Menghindari
pembicaraan yang dapat menambah kesedihan keluarga.
c.
Menghindari
gelak tawa dan canda ditengah kesedihan keluarga yang ditinggalkan
d.
Mengusahakan
turut serta menyalatkan jenazah dan mengantarnya hingga kubur
e.
Membuatkan
makanan bagi keluarga yang ditinggalkan.
Sahabat binsani yang budiman, dalam mengantarkan jenazah terdebat
beberapa perdebatan dikalangan masyarakat. Diantaranya adalah bagaimana
hukumnya wanita mengiring jenazah sampai ke pemakaman.mari kita simak beberapa
hadits berikut
Dalilnya hadist Ummu ‘Athiyyah:
نهينا
عن اتباع الجنائز ولم يعزم علينا
“Kami dilarang untuk mengantar jenazah dan beliau tidak
menguatkannya atas kami.” (HR.
Al-Bukhary dan Muslim)
Berkata Ibnu Hajar:
قوله ولم يعزم علينا أي
ولم يؤكد علينا في المنع كما أكد علينا في غيره من المنهيات فكأنها قالت كره لنا أتباع
الجنائز من غير تحريم
“Ucapan
beliau (Ummu ‘Athiyyah): (dan tidak menguatkan atas kami) maksudnya adalah
tidak menegaskan larangan sebagaimana beliau tegaskan pada larangan-larangan
yang lain, sepertinya beliau (Ummu ‘Athiyyah) berkata: Beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam membenci mengantar jenazah bagi wanita tanpa mengharamkan.” (Fathul Bary 3/145)
Berkata Abul Abbas Al-Qurthuby:
أي: لم يحرم علينا، ولم
يشدد علينا، وظاهر كلامها أنهن نهين عن ذلك نهي تنزيه وكراهة
“Maksudnya: Tidak mengharamkannya atas kami, dan tidak melarang
dengan keras, dan dhahir ucapan beliau bahwasanya para wanita dimakruhkan dari
yang demikian.” (Al-Mufhim
2/591).
Berkata An-Nawawy:
واما النساء فيكره لهن
اتباعها ولا يحرم هذا هو الصواب
“Adapun para wanita maka makruh mengantar jenazah dan tidak
diharamkan, dan ini yang benar.”
(Al-Majmu’ 5/236).
Namun bukan berarti kita bermudah-mudahan dalam hal ini karena
meskipun larangan itu bersifat makruh kita tetap diperintahkan untuk
menjauhinya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ما نهيتكم عنه فاجتنبوه
وما أمرتكم به فافعلوا منه ما استطعتم
“Apa yang aku larang maka hendaklah kalian jauhi dan apa yang aku
perintahkan maka hendaknya kalian lakukan semampu kalian.” (HR. Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu).
Kesimpulan
Dari beberapa hadits di atas penulis menarik kesimpulan bahwa
wanita mengiring jenazah hingga ke makam hukumnya adalah makruh. Meskipun jenazah
tersebut termasuk anggota keluarga. Dan membiasakan diri melakukan hal-hal yang
dimakruhkan ditakutkan bisa menjadikan seseorang dengan mudah melakukan yang
haram.
Demikian artikel yang dapat penulis sampaikan semoga dapat menambah
wawasan kita semua. Apabila dalam dalam tulisan ada benarnya mudah-mudahan kita
mendapat ridhlo dari Allah swt. Dan apabila ada kekurangan yang ada dalam
tulisan ini maka penulis mohon maaf sebeasar-besarnya.
mau cari materi PAI smk yang lain klik di daftar isi
mau cari materi PAI smk yang lain klik di daftar isi
Sumber :
Thoyar, Husni:
2011, “ Pendidikan Agama Islam Untuk SMA kelas XI” , Jakarta :Pusat Kurikulum
dan Perbukuan kementrian pendidikan Nasional ;
https://konsultasisyariah.com/764-bolehkah-wanita-mengantar-jenazah.html
diakses pada tanggal 5 november 2017.
No comments:
Post a Comment