Sikap
terhadap orang yang berbeda agama/keyakinan (Al Kafirun : 1-5)
Sahabat
binsani yang budiman, di sekeliling kita sering kita jumpai orang yang berbeda
agama dan juga beda keyakinan, lantas apa yang perlu sahabat binsani lakukan
ketika berjumpa atau bahkan dengan tanpa sengaja orang tersebut menjadi salah
satu team kita dalam bekerja.
Tentunya
yang sahabat binsani perlu lakukan tidak perlu cemas, enjoi saja karena dalam
artikel ini penulis akan menjelaskan bagaimana sikap kita terhadap orang yang
berlainan agama tanpa mengecilkan perasaan satu sama lain.
Kita
tengok sejarah dulu yuuuk....
Suatu
hari, kaum kafir Quaraisy mengutus beberapa orang untuk menemui Muhammad. “ hai
Muhammad, Hentikan dakwahmu mengajak warga mengikuti agamamu. Bagaimana kita
saling berbagi. Satu hari kami menyembah tuhanmu dan satu hari engkau menyembah
Tuhan kami ?”. Nabi Muhammad mendengar tawaran seperti itu menolak dengan
halus, selanjutnya turunlah surah Alkafirun :1-6.
Bagaimanakah
sebenarnya cara kita bersikap kepada orang-orang non muslim?......
Inilah
yang akan kita bahas dalam artikel ini.
SURAT
Al kafirun : 1-6.
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ ﴿١﴾ لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ ﴿٢﴾ وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ ﴿٣﴾ وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ ﴿٤﴾ وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ ﴿٥﴾ لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ ﴿٦﴾
Katakanlah: "Hai orang-orang
kafir, (1) Aku tidak akan menyembah apa yang kamu
sembah. (2) Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang
aku sembah. (3) Dan aku tidak pernah menjadi penyembah
apa yang kamu sembah, (4) dan kamu tidak pernah
(pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. (5) Untukmu agamamu, dan untukkulah,
agamaku". (6)
-
Isi Kandungan Al
Kafirun 1-6
Dari
surat di atas sudah jelas bahwa umat Islam dianjurkan untuk tidak mencampur
adukkan agama/ keyakinan terutama dalam masalah aqidah. Surat Al kafirun adalah
Ikrar penolakan terhadap semua bentuk praktek peribadatan kepada selain Allah
SWT. Yang dilakukan oleh kaum kafir. Islam menganjurkan umatnya bertoleransi.
Akan tetapi jika sudah menyangkut masalah akidah, keimanan, dan Ibadah Islam
tidak lagi mengenal toleransi.
Secara
umum surah Al Kafirun mengandung makna toleransi terhadap agama lain dan
kepercayaanya. Toleransi ini berarti pengakuan tentang adanya realita perbedaan
agama dan keyakinan, bukan pengakuan pembenaranterhadap agama dan keyakinan
selain Islam.
Surah
Al Kafirun merupakan pedoman bagi umat Islam dalam bersikap menghadapi
perbedaan yang ada, selain itu. Surah Al kafirun juga merupakan pedoman dalam
meletakkan hubungan sosial, perbedaan agama dan keyakinan tidak menutup jalan
untuk tolong-menolong. Perbedaan agam tidak menjadi alasan untuk bermusuhan.
Dendam
dan permusuhan antar golongan tidak ada manfaatnya, tetapi hanya akan
mendatangkan musibah, kesengsaraan, dan kerugian. Kita tidak mengganggu agama
lain dan tidak diganggu oleh agama lain juga. Jangan sampai sikap toleransi
melunturkan keyakinan terhadap agama sendiri.
-
Kebebasan
beragama dalam piagam Madinah
Salah
satu nilai Hak Asasi Manusia (HAM) yang selalu melekat pada diri setiap manusia
adalah agama. Pengakuan masyarakat yang plural, mislanya agama yang dianut,
ternyata telah diakomodatif dalam piagam Madinah.
Pada
pasal 25 Piagam Madinah disebutkan “Kaum Yahudi dari Bani Auf adalah satu umat
dengan mukminin. Bagi kaum Yahudi Agama mereka dan bagi kaum muslimin agama
mereka.(kebebasan ini berlaku) juga bagi sekutu-sekutu mereka sendiri, kecuali
bagi orang-orang yang berbuat kezaliman dan kejahatan, merusak diri dan
keluarga mereka.”
Dalam
piagam di atas secara jelas ada jaminan bahwa umat yahudi bebas menjalankan
ajaran agama mereka sebagaimana umat Islam yang diberi kebebasan, meskipun ada
perbedaan keyakinan agama, umat Islam dan Yahudi tetap bisa hidup berdampingan
dalam negara madinah.
-
Kesimpulan yang
dapat di ambil dari surah Al Kafirun
a.
Islam mengakui
terhadap realita keberadaan agama dan keyakinan lain
b.
Islam
mengijinkan umatnya berinteraksi dengan umat lain hanya dalam bidang muamalah
c.
Islam melarang
toleransi dalam bidang akidah dan Ibadah
d.
Islam secara
tegas menolak segala bentuk kemusyrikan, ritual ibadah, atau hukum yang
terdapat dalam agama lain.
Demikian
sahabat binsani yang dapat penulis sampaikan, semoga dengan artikel ini kita
dapat menambah keimanan dan tidak ragu lagi bertoleransi meskipun dengan umat
pemeluk agama lain selama tidak menganggu akidah.
Sumber
:
Departemen
Agama : 2015, Al-Qur’an dan Terjemahanya”, PT. Karya Azzahra Mandiri;
Jakarta
Thoyar,
Husni : 2011, “pendidikan Agama Islam untuk SMA kelas XII”,pusat
kurikulum dan perbukuan kementrian pendidikan Nasional
No comments:
Post a Comment