Kehidupan
manusia sangat tergantung oleh keadaan alam, jika alam sekitar baik maka
manusia nyaman dalam menjalani hidup, begitu juga dengan kebalikanya ketika
alam rusak manusia juga akan merasa terancam. Semua yang dibutuhkan manusia
sudah tersedia di alam. Dengan demikian, menjaga kelestarian alam sangat
penting. Dalam kesempatan ini penulis sedikit membahas beberapa ayat dalam
Al-Qur’an yang berhubungan dengan kelestarian lingkungan hidup antara lain :
- Surah
Ar-Rum (30 : 41-42) kerukan alam oleh manusia
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ
لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
.قُلْ سِيرُوا فِي الْأَرْضِ
فَانظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِن قَبْلُ ۚ
كَانَ أَكْثَرُهُم مُّشْرِكِينَ
Artinya
: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan
karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian
dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar) . Katakanlah:
"Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan
orang-orang yang terdahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang
mempersekutukan (Allah)".
·
Penerapan Ilmu tajwid
الْفَسَادُ
= al qomariah/
idhar qomariah disebabkan karena ada huruf alif lam bertemu huruf fa’.
Maka alif lamnya harus terbaca
بِمَا = mad thabi’i , disebabkan ada tanda baca fathah bertemu huruf alif, dibaca
panjang 2 harakat
لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ = Idhar
syafawi, disebabkan terdapat mim
sukun bertemu ya
·
Isi kandungan yang terdapat dalam QS 30 : 41-42
Setiap manusia mengemban tugas di muka bumi,
yaitu sebagai Khalifah. Manusia diberi tugas oleh Allah Swt untuk mengurus dan
melestarikan alam, bukan hanya mengambil tetapi juga harus menjaganya
Kerusakan alam yang terjadi akibat ulah tangan
manusia. Manusia mengekploitasi alam tanpa memikirkan akibat dari perbuatanya
tersebut. Hal yang semacam ini dapat kita temukan dari berbagai kasus misalnya;
hutan gundul, pencemaran air, polusi udara, dan punahnya satwa-satwa yang
dilindungi. Selain kerusakan fisik ada juga kerusakan berupa moril, yakni
perilaku manusia yang bertentangan dengan syariat-Nya.
Bencana yang terjadi di muka bumi merupakan
kehendak Allah Swt. Dengan adanya bencana seharusnya menjadi pelajaran bagi
manusia agar selalu menjagga kelestarian bumi. Hal ini dapat dilakukan dengan
cara merawat bumi dengan tidak mengekploitasi lingkungan, serta menunjukkan
akhlak yang baik.
Dalam ayat 42 Allah SWT memerintahkan kepada
mannusia agar melakukan perjalanan kemuka bumi. Perjalanan yang dimaksud untuk
melihat akibat orang-orang yang berbuat kerusakan tertimpa musibah. Seperti kaum
nabi Nuh tertimpa banjir akibat berbuat kerusakan, kaum nabi Luth as
dimusnahkan oleh Allah karena melampai batas (perilaku seksual).
Perbuatan memrusak bumi biasa dilakukan oleh
orang-orang musyrik. Sebab mereka tidak mempercayai Tuhan, sehingga tidak
memiliki kontrol ndalam menjalani hidupnya.
Islam mengajarkan umatnya agar menjaga
lingkungan, hal ini dapat dilihat dari berbagai ibadah yang dilaksanakan umat
Islam, sebagai contoh beribadah haji tidak boleh menebang pohon maupun membunuh
binatang. Lingkungan yang terjaga mendatangkan manfaat bagi manusia. Dengan berpegang
teguh terhadap syariat-Nya. Kita tidak akan mengalami nasib sebagaimana umat
terdahulu yang melampaui batas.
- Surah
Al-A’raf (7) : 56-58 tentang larangan berbuat kerusakan
وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا
وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا ۚ
إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِينَ [٥٦]
وَهُوَ الَّذِي
يُرْسِلُ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ ۖ حَتَّىٰ إِذَا أَقَلَّتْ سَحَابًا
ثِقَالًا سُقْنَاهُ لِبَلَدٍ مَّيِّتٍ فَأَنزَلْنَا بِهِ الْمَاءَ فَأَخْرَجْنَا
بِهِ مِن كُلِّ الثَّمَرَاتِ ۚ
كَذَٰلِكَ نُخْرِجُ الْمَوْتَىٰ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ [٥٧]
وَالْبَلَدُ
الطَّيِّبُ يَخْرُجُ نَبَاتُهُ بِإِذْنِ رَبِّهِ ۖ وَالَّذِي خَبُثَ لَا يَخْرُجُ إِلَّا
نَكِدًا ۚ
كَذَٰلِكَ نُصَرِّفُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَشْكُرُونَ [٥٨]
Artinya : Dan janganlah kamu membuat kerusakan di
muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa
takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat
Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. Dan Dialah yang
meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya
(hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke
suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami
keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah
Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil
pelajaran. Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin
Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana.
Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang
bersyukur.
( QS. 7 : 56-58)
·
Isi
kandungan Surah Al-A’raf 56-58
-
Surah
Al-A’raf 56
Menjelaskan bahwa Allah Swt melarang manusia berbuat kerusakan
dimuka bumi. Kerusakan yang dimaksud bukan hanya berupa fisik lingkungangan,
akan tetapi juga berbuat kerusakan berupa moril seperti bermaksiat, melampaui
batas, dan enggan beribadah. Perbuatan merusak baik secara fisik maupun moril
sama-sama berbahaya bagi kehidupan manusia. Dengan demikian, kita dianjurkan
untuk menjauhinya. Di akhir ayat 56 Allah mememrintahkan kepada manusia agar
selalu berdo’a agar selalu dijauhkan dari perbuatan yang menimbulkan kerusakan.berdo’a
hendaknya dilakukan dengan penuh harap agar dikabulkan dan rasa takut atas dosa
serta ancaman-Nya.
-
Surah
Al-A’raf 57
Menjelaskan sebuah proses alam, yaitu proses terjadibya hujan. Air hujan
yang turun membawa rahmat, tanah yang semula kering menjadi subur sehingga
manusia dapat menanam berbagai macam buah dan tanaman yang berguna bagi manusia
dan hewan.
-
Surah
Al-A-raf 58
Memberikan
perumpamaan dengan tanah yang subur dan tandus. Di atas tanah yang subur, biji
yang di tanam dapat tumbuh subur dengan baik, tepai tanah yang tandus meskipun
sudah di tanam biji tidak akan tumbuh. Hal ini menggambarkan sifat dan tabiat
manusi dalam menerima petunjuk Allah SWT. Dan mengamalkan untuk dirinya sendiri
dan masyarkat. Akan tetapi ada manusia yang tidak mau menerima kebenaran. Mereka
ibarat tanah tandus yang tidak dapat menumbuhkan biji tanaman.
- Surah
Sad (38) : 27 tentang ancaman orang yang berbuat kkerusakan
وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاءَ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا
بَاطِلًا ۚ ذَٰلِكَ ظَنُّ الَّذِينَ كَفَرُوا ۚ فَوَيْلٌ
لِّلَّذِينَ كَفَرُوا مِنَ النَّارِ [٣٨:٢٧]
Artinya : Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang
ada antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang
kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka. (
QS. 38 :27)
·
Isi kandungan Surah
Sad (38) : 27
Pencipataan
alam semesta dan segala sesuatu di dalamnya. Hanya Allah yang mampu
menciptakanya. Dalam Surah sad 27 menjelaskan bahwa langit dan bumi yang dicptaka
Allah SWT tidak sia-sia. Seseorang yang menganggap penciptaan langit dan bumi hanya
sia-sia digolongkan sebagai orang kafir. Mereka tidak menyadari bahwa saatnya
nanti akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatanya di dunia. Mereka berbuat
kerusakan sehingga membahayakan umat manusia dan mkhluk lain. Jika seseorang
bersikap demikian Allah memperingatkan untuk dimasukkan di neraka.
Dari
uraian di atas penulis menarik kesimpulan agar kita dapat menerapkan
kelestarian lingkungan hidup sesuai dengan ayat- ayat Al-Qur’an, antara lain :
a.
Menjaga lingkungan
dimulai dari yang terdekat
b.
Turut serta
mensosialisaikan kelsetarian lingkungan kepada masyarakat
c.
Membiasakan hidup
bersih, ulai dari keluarga hingga masyarakat luas.
d.
Melakukan penghijauan
di lahan gundul serta menjaga satwa didarat maupun si laut
e.
Bersikap kreatif
dengan membuat karya yang dapat mendukung kelestarian lingkungan
f.
Tidak bersikap boros
dalam mengeksplotasi alam
g.
Menjauhi hal-hal
yang mengakibatkan kerusakan alam
h.
Giat menjalakna
ibadah
i.
Selalu menunjukkan
Akhlak yang baik kepada sesama manusia maupun makhluk lain.
mau cari materi PAI smk yang lain klik di daftar isi
mau cari materi PAI smk yang lain klik di daftar isi
Sumber
;
Thoyar ,Husni
: 2011, “ Pendidikan Agama Islam Untuk SMA kelas XI” , Pusat Kurikulum
dan Perbukuan kementrian pendidikan Nasional ; Jakarta
No comments:
Post a Comment